PROSES PRODUKSI
(PRODUCTION PROCESS)
Proses
Produksi
Proses produksi yaitu suatu kegiatan perbaikan terus-menerus (continuos improvment), yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu produk, pengembangan produk, proses produksi, sampai distribusi kepada konsumen (V. Gaspersz, 2004).
Proses produksi terdiri dari dua kata, yaitu proses dan produksi yang memiliki makna yang berbeda.Proses adalah cara, metode, dan teknik bagaimana sumber-sumber (manusia, mesin, material dan uang) yang akan dirubah untuk memperoleh suatu hasil. Sedangkan produksi adalah kegiatan menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Jadi pengertian dari proses produksi adalah suatu cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (manusia, mesin, material, dan uang) yang ada.
Tujuan
Produksi
Apakah
sebenarnya tujuan barang dan jasa diproduksi oleh manusia? Berikut
ini adalah beberapa tujuan produksi.
a.
Memenuhi kebutuhan manusia. Manusia memiliki beragam kebutuhan
terhadap barang dan jasa yang harus dipenuhi dengan kegiatan
produksi. Apalagi jumlah manusia terus bertambah.
b.
Mencari keuntungan atau laba. Dengan memproduksi barang dan jasa,
produsen (orang yang memproduksi) berharap bisa menjualnya dan
memperoleh laba sebanyak-banyaknya.
c.
Menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Dengan memproduksi barang dan
jasa, produsen akan memperoleh pendapatan dan laba dari penjualan
produknya, yang dapat digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup
perusahaan termasuk kehidupan para karyawan.
d.
Meningkatkan mutu dan jumlah produksi. Produsen selalu berusaha
memuaskan keinginan konsumen. Dengan berproduksi, produsen mendapat
kesempatan melakukan uji coba (eksperimen) untuk meningkatkan mutu
sekaligus jumlah produksinya agar lebih baik dari produksi
sebelumnya.
e.
Mengganti barang-barang yang aus dan rusak karena dipakai atau
karena bencana alam. Semua itu diganti dengan cara memproduksi
barang yang baru.
Jenis-Jenis Proses Produksi
Secara umum, proses produksi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu proses produksi yang terus-menerus (countinous processes) dan proses produksi yang terputus-putus (intermittent processes). Perbedaan pokok dari kedua proses produksi tersebut adalah berdasarkan pada panjang tidaknya waktu persiapan untuk mengatur (set up) peralatan produksi yang digunakan untuk memproduksi suatu produk atau beberapa produk tanpa mengalami perubahan. Pada proses produksi yang terus-menerus, perusahaan atau pabrik menggunakan mesin-mesin yang dipersiapkan (set up) dalam jangka waktu yang lama dan tanpa mengalami perubahan. Sedangkan untuk proses produksi yang terputus-putus menggunakan mesin-mesin yang dipersiapkan dalam jangka waktu yang pendek, dan kemudian akan dirubah atau dipersiapkan kembali untuk memproduksi produk lain. Adapun sifat-sifat atau ciri-ciri dari proses produksi yang terus-menerus (countinous processes), yaitu :
- Produk yang dihasilkan pada umumnya dalam jumlah besar dengan variasi yang sangat kecil dan sudah distandarisasikan.
- Sistem atau cara penyusunan peralatannya berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan, yang biasa disebut product layout/departementation by product.
- Mesin-mesin yang digunakan untuk menghasilkan produk bersifat khusus (Special Purpose Machines).
- Pengaruh operator terhadap produk yang dihasilkan sangat kecil karena mesin biasanya bekerja secara otomatis, sehingga seorang operator tidak perlu memiliki keahlian tinggi untuk pengerjaan produk tersebut.
- Apabila salah satu mesin/peralatan terhenti atau rusak, maka seluruh proses akan terhenti.
- Job strukturnya sedikit dan jumlah tenaga kerjanya tidak perlu banyak.
- Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses lebih rendah dari padapersediaan bahan mentah dan bahan dalam proses pada proses produksi yang terputus-putus.
- Diperlukan perawatan khusus terhadap mesin-masin yang digunakan.
- Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan yang tetap (fixed path equipment) yang menggunakan tenaga mesin, seperti konveyor.
Sedangkan sifat-sifat atau ciri-ciri dari proses produksi yang terputus-putus
(intermetent processes) adalah :
- Produk yang dihasilkan biasanya dalam jumlah kecil dengan variasi yang sangat besar dan didasarkan pada pesanan.
- Sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang sama dikelompokkan pada tempat yang sama, yang disebut dengan process layout/departemantation by equipment.
- Mesin-mesin yang digunakan bersifat umum dan dapat digunakan untuk menghasilkan bermacam-macam produk dengan variasi yang hamper sama(General Purpose Machines).
- Pengaruh operator terhadap produk yang dihasilkan cukup besar, sehingga operator memerlukan keahlian yang tinggi dalam pengerjaan produk serta terhadap pekerjaan yang bermacam-macam yang menimbulkan pengawasan yang lebih sulit.
- Proses produksi tidak akan berthenti walaupun terjadi kerusakan atau terhentinya salah satu mesin/peralatan.
- Persediaan bahan mentah pada umumnya tinggi karena tidak dapat ditentukan pesanan apa yang harus dipesan oleh pembeli, dan persediaan bahan dalam proses lebih tinggi dari proses produksi yang terus-menerus (countinous processes) karena prosesnya putus-putus.
- Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang dapat berpindah secara bebas (Variable Path Equipment) yang menggunakan tenaga manusia, seperti kereta dorong atau forklift.
- Pemindahan bahan sering dilakukan bolak-balik sehingga perlu adanya ruang gerak (aisle) yang besar dan ruang tempat bahan-bahan dalam proses (work in process) yang besar.
Bidang-Bidang
Produksi
Produksi
dapat dikelompokkan menjadi beberapa bidang.
a.
Bidang ekstraktif, yaitu produksi yang memungut langsung hasil yang
disediakan alam tanpa melakukan pengolahan lebih lanjut. Seperti:
pertambangan, penangkapan ikan, dan lain-lain.
b.
Bidang agraris, yaitu produksi yang mengolah alam untuk memelihara
tanaman dan hewan. Seperti: pertanian, perkebunan, peternakan, dan
lain-lain.
c.
Bidang industri, yaitu produksi yang mengolah;
1)
bahan mentah menjadi barang jadi contoh: kedelai diolah menjadi tempe
2)
bahan mentah menjadi barang setengah jadi, contoh: kapas diolah
menjadi benang pintalan
3)
bahan setengah jadi menjadi barang setengah jadi, contoh: pintalan
benang diolah menjadi kain
4)
bahan setengah jadi menjadi barang jadi, contoh: kain diolah menjadi
pakaian Pariwisata termasuk bidang produksi industri, karena mengolah
objek wisata alam untuk mendatangkan wisatawan sehingga diperoleh
pendapatan.
d.
Bidang perdagangan, yaitu produksi yang mengumpulkan dan menjual
kembali hasil produksi kepada yang memerlukan untuk memperoleh
keuntungan. Seperti: toko, supermarket, kios, dan lain-lain.
e.
Bidang jasa, yaitu produksi yang membantu dan memperlancar proses
produksi tanpa ikut membuat barang itu sendiri. Jadi, bidang produksi
jasa tidak menghasilkan barang melainkan hanya menghasilkan jasa.
Contoh: perbankan, angkutan, asuransi, dan lain-lain.
Tingkatan
Produksi
Produksi
dapat dibagi dalam beberapa tingkat atau tahap sebagai berikut.
a.
Primer, yaitu produksi yang menghasilkan bahan-bahan dasar yang bisa
langsung dikonsumsi atau yang akan digunakan dalam proses produksi
selanjutnya. Bidang produksi ekstraktif dan agraris merupakan
produksi tingkat primer.
b.
Sekunder, yaitu produksi yang mengolah bahan-bahan dasar yang
dihasilkan oleh tingkat produksi primer. Bidang produksi industry
merupakan produksi tingkat sekunder.
c.
Tersier, yaitu produksi yang bersifat memperlancar proses produksi
dan menyalurkan hasil produksi. Bidang produksi perdagangan dan jasa
merupakan produksi tingkat tersier.
Faktor-Faktor
Produksi
Apa
saja yang diperlukan manusia untuk memproduksi barang dan jasa? Bila
memproduksi padi maka manusia memerlukan bibit padi, air, tanah,
pupuk, tenaga kerja, dan traktor. Dan, bila ingin memproduksi roti
maka manusia memerlukan tepung terigu, telur, gula, susu, obat
pengembang roti, tenaga kerja, dan mesin pembungkus.
Berikut
ini uraian mengenai faktor-faktor produksi.
a.
Faktor produksi alam, yaitu faktor produksi yang disediakan oleh
alam, meliputi tanah, kekayaan hutan, kekayaan laut, air, iklim, dan
lain-lain.
b.
Faktor produksi tenaga kerja, yaitu faktor produksi yang berupa
tenaga kerja manusia.
c.
Faktor produksi modal, yaitu semua hasil produksi berupa benda yang
diciptakan untuk menghasilkan barang atau jasa yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar